MUSEUM NYAMUK ini berada di kompleks kantor Loka Penelitian dan Pengembangan
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Litbang P2B2) Balitbangkes Kemenkes RI. di Kabupaten Pangandaran. Museum
ini milik Kementerian Kesehatan di bawah Balitbangkes Kemenkes RI. Museum nyamuk ini merupakan satu-satunya
musem nyamuk di Indonesia yang memilliki berbagai fasilitas yang membantu masyarakat dalam mewaspadai
akan bahaya nyamuk. Penggagas pertama kali pendirian Museum Nyamuk
adalah Sugianto, saat menjabat sebagai Kepala Loka Balitbang P2B2 Ciamis pada tahun 2009.
Berlatar belakang pemikiran bahwa penyakit menular dengan vektor nyamuk hingga kini masih menjadi beban berat bagi sebagian besar negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit-penyakit menular melalui gigitan nyamuk seperti demam berdarah dengue, malaria, filariasis dan chikungunya ini, ternyata masih endemis di berbagai daerah di Indonesia. Buktinya, dapak penyakit tersebut adalah banyak merenggut ribuan jiwa setiap tahunnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus sadar akan keberadaan dan bahaya nyamuk tersebut.
Gedung Teater Nyamuk
Gedung Teater Nyamuk |
Museum
Nyamuk dibangun di atas tanah seluas 2.000 m2. Gedung ini dilengkapi fasilitas seperti Gedung Sinema (Teater Nyamuk), ruang multimedia, dan
ruang Cinderamata, yang pembangunannya selama 3 tahun (2006-2008). Museum ini diresmikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI Agus Purwandianto pada 19 Agustus 2009. Diresmikannya Museum dan Theater
Nyamuk diharapkan dapat menjadi ikon wisata ilmiah Litbangkes dan dapat
mempermudah akses hasil Litbangkes agar penelitian yang dilakukan
selama ini berhasil dan berdaya guna.
Keberadaan
Museum Nyamuk ini setidaknya dapat membantu masyarakat yang ingin
mengetahui dan mempelajari tentang nyamuk secara menyeluruh. Pengunjung
dapat mengenal berbagai fase perkembangan nyamuk. Juga contoh-contoh
specimen genus mulai dari Aedes aegepty (penyebar demam berdarah),
hingga nyamuk Culex (penyebar penyakit kaki
gajah), dll. Museum Nyamuk ini juga menyediakan film dokumenter tentang siklus
kehidupan nyamuk.
Insektarium Nyamuk |
Museum Nyamuk ini selain sebagai wisata pendidikan untuk anak-anak TK, SD, SMP, SMA dan PT, juga bersifat promotif untuk meningkatkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat umum. Museum
wisata ilmiah ini juga dilengkapi dengan sarana penunjang insektarium,
laboratorium entomologi, parasitologi, farmakologi dan virology,
laboratorium uji Insektisida, perpustakaan dan tanaman obat anti malaria
dan pengusir nyamuk (Tompen).
Atas dasar itu, maka tidak berlebihan kalau Teater Nyamuk
ini merupakan ikon Wisata Ilmiah Litbangkes yang keberadaannya tidak lepas
dari kegiatan workshop wisata ilmiah yang diselenggarakan atas kerjasama Badan
Litbangkes dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis pada awal-awal penggagasannya.
Koleksi TOMPEN |
Lebih lanjut, bila kita melihat di Museum
Nyamuk ini, didalamnya memiliki sekitar 80 koleksi nyamuk sebagai vector penyebar penyakit yang asal
dari wilayah Indonesia. Koleksi Museum Nyamuk ini dibagi dalam 6 genera, yaitu: Aedes,
Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus
terdiri dari spesimen, stadium telur, larva, pupa dan nyamuk dewasa.Selain itu
juga dilengkapi dengan koleksi simplisia tanaman pengusir nyamuk dan tanaman obat yang untuk
meredakan gejala penyakit yang dibawa nyamuk.
Jadi, bila Anda berwisata ke Pantai Pangandaran, maka jangan lupa untuk merencanakan dan menagendakan berwisata ke Museum Nyamuk yang tepatnya berada di Km 3 sebelum masuk Wisata Pantai Pangandaran. (Arda Dinata)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar